Archive for Januari 2013

AND

  1.      Gerbang NOT.
Nama lain dari gerbang NOT adalah gerbang pembalik. Yang dimana outputnya bernilai kebalikan dari inputannya. Misalnya input bernilai 1, maka outputnya bernilai 1, dan juga sebaliknya.

·         Berikut tabel kebenarannya.
A
Y
0
1
1
0
        
·         Symbol gerbang NOT.
            Tidak seperti gerbang AND dan OR yang memiliki 2 input dan 1 output, gerbang NOT hanya memiliki 1 input yaitu A dan 1 output yaitu Y.

·         Struktur IC7404 (IC NOT).
             

         Untuk mengetahui jenis IC NOT yang bertipe 7404, dapat dilihat dari nomor seri IC tersebut, misalnya untuk IC AND di atas bernomor SN74NC04N.
IC NOT di atas memiliki 6 gerbang yang di mana tiap gerbangnya hanya memiliki 2 kaki, 1 input, dan kaki yang lainnya adalah kaki output.
Kaki-kaki tersebut tidak bisa dihubungkan dengan kaki dari gerbang lain. Misalnya kaki 1 dihubungkan dengan kaki 12 dan kaki outputnya adalah kaki 8, rangkaian tidak akan menunjukan output yang benar, karena itu gunakanlah 1 gerbang saja.

2.      Gerbang NAND.
Merupakan gabungan dari gerbang NOT dan gerbang AND. Hasil output merupakan kebalikan dari hasil output gerbang AND.

·         Berikut tabel kebenarannya.
A
B
Y
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
        
·         Symbol gerbang NAND.
         
              Gerbang NAND hampir sama seperti gerbang AND. Di symbol yang pertama, bertambah bulatan di awal garis outputnya, bulatan tersebut untuk mewakili gerbang NOT, sehingga hasil dari gerbang AND dibalik nilainya oleh gerbang NOT tersebut. Sedangkan pada symbol ke2 gerbang NOT dipisah dari gerbang AND.

·         Struktur IC7400 (IC NAND).
             
          Untuk mengetahui jenis IC NAND yang bertipe 7400, dapat dilihat dari nomor seri IC tersebut, misalnya untuk IC OR di atas bernomor SN74LS00N.
IC NAND di atas sama seperti IC NAND yang memiliki 4 gerbang yang di mana tiap gerbangnya memiliki 3 kaki. Contohnya gerbang nomor 1 memiliki kaki 1, 2, dan 3, kaki 1 dan 2 merupakan kaki input, dan kaki 3 adalah outputnya.
Kaki-kaki tersebut tidak bisa dihubungkan dengan kaki dari gerbang lain. Misalnya kaki 1 dihubungkan dengan kaki 12 dan kaki outputnya adalah kaki 8, rangkaian tidak akan menunjukan output yang benar, karena itu gunakanlah 1 gerbang saja.

3.      Berikut Contoh latihan rangkaian gabungan dari gerbang NAND, AND dan NOT.
Rangkailah pada IC seperti yang tertera pada ilustrasi berikut!

Pada ilustrasi rangkaian di atas, dapat dilihat bahwa input A masuk ke IC NAND, begitu pula dengan input B yang masuk ke IC NAND, hasil outputnya diteruskan ke gerbang AND yang pasangan inputnya adalah cabang dari input B yang di-NOTkan. Setelah itu hasil dari gerbang AND tadi diteruskan ke gerbang berikutnya yaitu gerbang NAND yang ke2, pasangan inputnya merupakan input C yang di-NOTkan sehingga memunculkan hasil output akhir dari gerbang NAND yang teakhir. Dari ilustrasi di atas di dapatlah rangkaian ID sebagai berikut.
Misalnya A bernilai 0, B bernilai 0, dan C juga bernilai 0, proses pertama adalah masuknya input A dan B ke gerbang pertama NAND, outputnya yang bernilai 1 langsung mengarah menjadi input di kaki pertama ke gerbang pertama AND. Kaki kedua dari gerbang AND tadi mendapat input dari cabang input B yang telah di-NOTkan sehingga nilainya menjadi 1, mengeluarkan output bernilai 1 dari gerbang AND dan diteruskan ke kaki keempat dari gerbang NAND, lalu input C yang bernilai 0 di-NOTkan menjadi 1 lalu dipasangkan menjadi input ke kaki yang kelima dari gerbang NAND sehingga mengeluarkan output dari kaki keenam gerbang kedua NAND yang bernilai 0.  Begitu seterusnya hingga diperoleh tabel kebenaran seperti berikut.

A
B
C
Y
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1




TUGAS ARTIKEL GERBANG PEMBANGUN UNIVERSAL.

Gerbang NAND mempunyai dua atau lebih sinyal input serta sebuah sinyal keluaran. Keluaran NAND gate bernilai 1, apabila satu atau lebih dari sinyal input bernilai 0, dan keluaran NAND gate akan bernilai 0 apabila semua sinyal inputnya berada pada nilai 1. Ketiga gerbang dasar AND, OR dan NOT dapat digabung-gabungkan menjadi gerbang lain. Gerbang OR yang pada keluarannya dipasang gerbang NOT akan menghasilkan gerbang NOR (Not OR). Gerbang AND yang pada keluarannya dipasang gerbang NOT akan menghasilkan gerbang NAND (Not AND). Hasilnya adalah logika keluaran yang merupakan kebalikan dari logika keluaran gerbang AND dan OR untuk logika masukan yang sama. Gerbang NAND dapat digunakan untuk membangun gerbang-gerbang dasar yang lain sehingga disebut sebagai gerbang pembangun universal.
1. Gerbang AND
Gerbang AND memiliki karakteristik logika di mana jika input yang masuk adalah bernilai 0, maka hasil outputnya pasti akan bernilai 0. Jika kedua input diberi nilai 1, maka hasil output akan bernilai 1 pula. Logika gerbang AND bisa diumpamakan sebagai sebuah rangkaian dengan dua buah saklar yang disusun secara seri. Jika salah satunya memutuskan hubungan rangkaian, maka hasil yang dikeluarkan dari rangkaian tersebut adalah 0. Tidak peduli saklar manapun yang diputuskan maka hasil akhirnya adalah 0. Ketika kedua buah saklar terhubung dengan rangkaian bersamaan, maka hasil akhirnya barulah bernilai 1.

2. Gerbang OR
Gerbang OR digambarkan sebagai Gerbang Penjumlah. Gerbang OR berbeda dengan gerbang NOT yang hanya memiliki satu input, gerbang ini memiliki paling sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua, misalnya empat atau delapan. Yang jelas adalah semua gerbang logika selalu mempunyai hanya satu output. Gerbang OR dapat dikatakan memiliki karakteristik “memihak 1”, di mana karakteristik logikanya akan selalu mengeluarkan hasil output bernilai 1 apabila ada satu saja input yang bernilai 1. Jadi gerbang logika ini tidak peduli berapa nilai input pada kedua sisinya, asalkan salah satunya atau kedua-duanya bernilai 1, maka outputnya pasti juga akan bernilai 1. Logika gerbang OR ini dapat diumpamakan sebagai sebuah rangkaian dengan dua buah saklar yang terpasang secara paralel.
Apabila salah satu saklar memutuskan hubungan (bernilai 0), maka output-nya tetaplah bernilai 1 karena input yang lain tidak akan terputus hubungannya dengan output. Apabila kedua input bernilai 0, maka output barulah benar-benar terputus atau bernilai 0. Jika keduanya bernilai 1, maka output juga akan bernilai 1.

3. Gerbang NOT
Gerbang NOT sering disebut juga dengan istilah inverter atau pembalik. Logika dari gerbang ini adalah membalik apa yang di-input ke dalamnya. Biasanya input-nya hanya terdiri dari satu kaki saja. Ketika input yang masuk adalah 1, maka hasil output-nya adalah 0. Jika input yang masuk adalah 0, maka hasil output-nya adalah 1. Banyak sekali penerapan gerbang NOT ini pada rangkaian digital, meskipun fungsinya sangat sederhana.

4.Gerbang NAND
Gerbang logika NAND merupakan modifikasi yang dilakukan pada gerbang AND dengan menambahkan gerbang NOT didalam prosesnya. Maka itu, mengapa gerbang ini dinamai NAND atau NOTAND. Logika NAND benar-benar merupakan kebalikan dari apa yang dihasilkan oleh gerbang AND. Di dalam gerbang logika NAND, jika salah satu input atau keduanya bernilai 0 maka hasil output-nya adalah 1. Jika kedua input bernilai 1 maka hasil output-nya adalah 0.

5.Gerbang NOR
Gerbang NOR atau NOT-OR juga merupakan kebalikan dari gerbang logika OR. Semua input atau salah satu input bernilai 1, maka output-nya akan bernilai 0. Jika kedua input bernilai 0, maka output-nya akan bernilai 1

6.Gerbang XOR
Gerbang XOR merupakan singkatan dari kata Exclusive-OR. Sesuai dengan namanya, gerbang logika ini merupakan versi modifikasi dari gerbang OR. Jika pada gerbang OR Anda akan mendapatkan hasil output yang serba 1 jika salah satu input atau keduanya bernilai 1, tidak demikian dengan XOR. Gerbang logika ini hanya akan mengeluarkan hasil output bernilai 1 jika hanya salah satu input saja yang bernilai 1. Maksudnya jika kedua input bernilai 1, maka hasil output-nya tetaplah 0.
Jadi dengan demikian, logika XOR tidak akan membiarkan kedua input bernilai sama. Jika sama, maka hasil output-nya adalah 0.

7.Gerbang XNOR
Gerbang XNOR atau Exclusive NOR ini mungkin tidak terlalu sering terdengar, namun aplikasinya cukup lumayan penting juga. Gerbang logika XNOR memiliki kerja ebalikan dari XOR. Jika pada gerbang logika XNOR terdapat dua input yang sama, maka gerbang XNOR akan mengeluarkan hasil output bernilai 1. Namun jika salah satunya saja yang berbeda, maka nilai output pastilah bernilai 0.

Kesimpulan saya adalah gerbang pembangun ada banyak jenisnya mulai dari AND, OR, NOT, NAND, NOR, XOR, dan XNOR. Namun yang disebut gerbang pembangun universal adalah gerbang NAND, karena hanya gerbang ini yang dapat menjadi dasar dari gerbang lainnya.
Jumat, 25 Januari 2013
Posted by Andi Kurniawan

Kondensator


Kondensator


Kondensator atau sering disebut sebagai kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai "kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia "condensatore", bahasa PeranciscondensateurIndonesia dan Jerman Kondensator atau Spanyol Condensador.
  • Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
Polarized kondensator symbol 3.jpg Lambang kondensator (mempunyai kutub) pada skema elektronika.
  • Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya, kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya seperti tablet atau kancing baju.
Capacitor symbol.jpg Lambang kapasitor (tidak mempunyai kutub) pada skema elektronika.
Namun kebiasaan dan kondisi serta artikulasi bahasa setiap negara tergantung pada masyarakat yang lebih sering menyebutkannya. Kini kebiasaan orang tersebut hanya menyebutkan salah satu nama yang paling dominan digunakan atau lebih sering didengar. Pada masa kini, kondensator sering disebut kapasitor (capacitor) ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C).

Kapasitansi


Satuan dari kapasitansi kondensator adalah Farad (F). Namun Farad adalah satuan yang terlalu besar, sehingga digunakan:
  • Pikofarad (pF) = 1\times10^{-12}\,F
  • Nanofarad (nF) = 1\times10^{-9}\,F
  • Microfarad (\mu\,F) = 1\times10^{-6}\,F
Kapasitansi dari kondensator dapat ditentukan dengan rumus:
C=\epsilon_0\epsilon_r\frac{A}{d}
C : Kapasitansi
\epsilon_0 : permitivitas hampa
\epsilon_r : permitivitas relatif
A : luas pelat
d :jarak antar pelat/tebal dielektrik
Adapun cara memperbesar kapasitansi kapasitor atau kondensator dengan jalan:
  1. Menyusunnya berlapis-lapis.
  2. Memperluas permukaan variabel.
  3. Memakai bahan dengan daya tembus besar.

Permitivitas Relatif Dielektrik
DielektrikPermitivitas
Keramik rugi rendah7
Keramik k tinggi50.000
Mika perak6
Kertas4
Film plastik2,8
Polikarbonat2,4
Polistiren3,3
Poliester2,3
Polipropilen8
Elektrolit aluminium25
Elektrolit tantalum35

Wujud dan Macam kondensator

Karakteristik kondensator
TipeJangkauanToleransi(%)Tegangan AClazim (V)Tegangan DClazim (V)Koefisien suhu(ppm/C)Frekuensi pancung f_R (MHz)Sudut rugi (\tan\;\delta)Resistansi bocoran (\Omega)Stabilitas
Kertas10 nF - 10 uF± 10%500 V600 V300 ppm/C0,1 MHz0,01109 \Omegalumayan
Mika perak5 pF - 10 nF± 0,5%-400 V100 ppm/C10 MHz0,00051011 \OmegaBaik sekali
Keramik5 pF - 1 uF± 10%250 V400 V30 ppm/C10 MHz0,01108 \OmegaBaik
Polystyrene50 pF - 500 nF± 1%150 V500 V-150 ppm/C10 MHz0,00051012 \OmegaBaik sekali
Polyester100 pF - 2 uF± 5%400 V400 V400 ppm/C1 MHz0,0011011 \OmegaCukup
Polypropylene1 nF - 100 uF± 5%600 V900 V170 ppm/C1 MHz0,00051010 \OmegaCukup
Elektrolit aluminium1 uF - 1 F± 50%Terpolarisasi400 V1500 ppm/C0,05 MHz0,05108 \OmegaCukup
Elektrolit tantalum1 uF - 2000 uF± 10%Terpolarisasi60 V500 ppm/C0,1 MHz0,005108 \OmegaBaik

[sunting]

Jumat, 18 Januari 2013
Posted by Andi Kurniawan

Jenis Resistor

Jenis Resistor
Resistor adalah komponen elektronika berjenis pasif yang mempunyai sifat menghambat arus listrik Satuan nilai dari resistor adalah ohm, biasa disimbolkan Ω.
Fungsi dari Resistor adalah :
1. Sebagai pembagi arus
2. Sebagai penurun tegangan
3. Sebagai pembagi tegangan
4. Sebagai penghambat aliran arus listrik,dan lain-lain.
Resistor berdasarkan nilainya dapat dibagi dalam 3 jenis yaitu :
1. Fixed Resistor
2. Variable Resistor
3. Resistor Non Linier
:
:
:
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tetap.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah.
Yaitu resistor yang nilai hambatannya tidak linier karena pengaruh faktor lingkungan misalnya suhu dan cahaya.
Resistor Tetap (Fixed)
Secara fisik bentuk resistor tetap adalah sebagai berikut :
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1.
2.
3.
Makin besar bentuk fisik resistor, makin besar pula daya resistor tersebut.
Semakin besar nilai daya resistor makin tinggi suhu yang bisa diterima resistor tersebut.
Resistor bahan gulungan kawat pasti lebih besar bentuk dan nilai daya-nya dibandingkan resistor dari bahan carbon.
Resistor Variabel
1. Trimpot:Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah dengan mengunakan obeng.
2. Potensio:
Yaitu variabel resistor yang nilai hambatannya dapat diubah langsung mengunakan tangan (tanpa alat bantu) dengan cara memutar poros engkol atau mengeser kenop untuk potensio geser.
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Trimpot :
Contoh bentuk fisik dari variable resistor jenis Potensio :


Bentuk resistor non linier misalnya PTC, LDR dan NTC

PTC : Positive Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin besar nilai hambatannya.


NTC : Negative Temperatur Coefisien
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan suhu. Makin tinggi suhu yang mempengaruhi makin kecil nilai hambatannya.

LDR : Light Dependent Resistor
adalah jenis resistor non linier yang nilai hambatannya terpengaruh oleh perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Makin besar intensitas cahaya yang mengenainya makin kecil nilai hambatannya.
Simbol dari fixed resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Tetap
StandarAS dan JepangEropa
Simbol dari variable resistor adalah sebagai berikut :
Resistor Variabel
StandarAS dan JepangEropa

Simbol dari resistor non linier adalah sebagai berikut :
Resistor Non Linier
JenisLDRNTCPTC

Sumber : http://m-edukasi.net/online/2007/resistor/jenisresistor.htm
Posted by Andi Kurniawan

CARA PERHITUNGAN VARIABEL PADA KONDENSATOR


Kondensator
Kondensator atau Capasitor, adalah komponen elektronik yang dapat menyimpan muatan listrik dengan cara mengumpulkan ketidak-seimbangan internal dari muatan listrik, kemampuan kondensator dalam menyimpan muatan listrik disebut kapasitansi yang diukur dalam satuan Farad (F)
Dimana :
1 F = 1.000.000 µF (mikro Farad)
1 µF = 1.000 nF (nano Farad)
1 nF = 1.000 pF (piko Farad)
Disamping memiliki nilai kapasitansi, kondensator juga memiliki nilai batas tegangan kerja (working voltage), dan batas temperatur kerja, batas temperatur kerja perlu diperhatikan terutama untuk kondensator jenis elektrolit (Elco), karena temperatur dapat mengubah cairan elektrolit dalam elco yang pada ahirnya dapat mempengaruhi perubahan nilai kapasitansinya.
Kontruksi kondensator terdiri dari dua keping konduktor yang dipisahkan oleh bahan penyekat yang disebut dengan bahan dielektrik, fungsi bahan dielektrik tersebut adalah untuk memperbesar kapasitansi kondensator, bahan dielektrik yang biasa digunakan diantaranya adalah : udara, keramik, kertas, kaca, mika, polyester dan elektrolit tertentu.
Menurut polarisasi kutubnya kondensator dibagi menjadi dua jenis, yaitu polar dan non polar, kondensator polar membedakan polarisasi antara kutub positif dan kutub negatif, sedangkan kondensator non polar tidak membedakan polarisasi kutubnya, sehingga untuk kondensator polar maka pemasangannya tidak boleh terbalik sedangkan untuk kodensator nonpolar pemasangannya boleh sembarang, contoh kondensator polar adalah Elco dan Tantalum sedangkan contoh kondensator non polar seperti kondensator kertas, kondensator mika dan kondensator keramik.
Menurut perubahan nilai kapasitansinya, kondensator juga dibagi menjadi dua jenis yaitu kondensator tetap dan kondensator variabel, kondensator tetap berarti nilai kapasitansi dari kondensator tersebut tetap alias tidak dapat diubah, sedangkan kondensator variabel artinya nilai kapasitansi dari kondensator tersebut dapat diubah, contoh kondensator variabel adalah TC (trimmer capasitor) atau VARCO (variable condenser).
Penandaan nilai kondensator
Ada dua metode yang digunakan sebagai penanda nilai kondensator, metode pertama adalah dengan menggunakan pita warna seperti halnya yang diterapkan pada resistor aksial dan metode kedua adalah dengan cara ditandai secara alfabet-numerik.
Penanda nilai kondensator dengan pita warna
Penandaan nilai kondensator dengan pita warna, biasanya diterapkan pada kondensator kertas, kondensator polikarbonat metal dan kondensator polyester, cara membaca nilainya dimulai dari pita warna paling atas lalu berangsur turun kebawah, kode warna yang digunakan mirip dengan kode warna pada resistor, tetapi dengan meninggalkan warna emas dan perak. Jumlah pita warna bisanya lima warna, jika ditemui hanya empat warna artinya pita warna yang menunjukkan tegangan kerja maksimum tidak disertakan, dalam kondisi seperti ini maka tegangan kerja yang diizinkan maksimum adalah sebesar 50 Volt.
Contoh, sebuah kondensator yang memiliki pita warna : Merah, Merah, Kuning, Hitam, Merah adalah bernilai 220000 pF 0% 250 V = 220 nF 0% 250 V. Cara membaca yang lebih mudah adalah: pita pertama, Merah, mempunyai harga 2 dan pita kedua, Merah, mempunyai harga 2, sehingga keduanya dihitung sebagai 22. Pita ketiga, kuning, mempunyai harga 104, yang berarti menambahkan empat nol dibelakang angka 22, sedangkan pita keempat, Hitam, merupakan kode untuk toleransi 0%, dan pita kelima Merah yang menunjukkan tegangan kerja maksimum 250V. Secara keseluruhan skema warna Merah, Merah, Kuning, Hitam, Merah memberikan nilai 220.000pF pada keakuratan 0% dengan tegangan kerja maksimum 250V. Dibawah ini adalah tabel warna yang dapat digunakan sebagai acuan.
Warna Pita pertama Pita kedua Pita ketiga
(pengali) Pita keempat
(toleransi) Pita kelima
(Tegangan kerja)
Membaca nilai kondensator penanda alfabet-numerik
Penandaan nilai kondensator dengan penanda alfabet-numerik merupakan metode yang paling sering digunakan, dimana nilai dari kondensator dicetak dengan menggunakan huruf dan angka pada badan kondensator. Penggunaan angka untuk menyatakan nilai kapasitansi dan tegangan kerja, sedangkan penggunaan huruf untuk menyatakan toleransi dan satuan.
Nomor Nilai Pertama Nilai Kedua Pengali Toleransi
Contohnya:
• Kode kondensator 562 J 100 V, artinya besarnya kapasitansi 56 x102 pF, kode J artinya besarnya toleransi 5% dan 100 V artinya tegangan kerja maksimum 100 Volt.
• 100 n J, artinya besarnya kapasitansi 100 nF dan kode J artinya besarnya toleransi 5%
• Kode kondensator 100 uF 50 V, artinya besarnya kapasitansi 100 uF dan besarnya tegangan kerja maksimum adalah 50 Volt.
Penanda Kondensator Keramik SMD
Kondensator keramik SMD terkadang ditandai dengan kode tertentu jika memungkinkan untuk ditandai, biasanya terdiri atas satu atau dua huruf dengan satu angka. Dimana huruf pertama menunjukkan pabrik pembuatnya (contoh : K untuk Kemet, dsb.), huruf kedua menunjukkan pecahan dan angkanya merupakan pengali (multiplier) dan nilai kapasitansinya dalam pF. Contoh : S3 berarti 4.7nF (4.7 x 10³ pf) pabrik pembuatnya tidak diketahui (tidak ditunjukkan), Contoh lain : KA2 artinya 100 pF (1.0 x 10² pF) pabrik pembuatnya adalah Kemet.
Kode Huruf Pecahan Kode Huruf Pecahan Kode Huruf Pecahan Kode Huruf Pecahan
Penanda Kondensator Elektrolit SMD
Kondensator elektrolit SMD biasanya ditandai dengan huruf dan angka yang menyatakan nilai kapasitansi (dalam pF) dan tegangan kerjanya (dalam Volt), misalnya. 106V artinya 10 µF 6V. Tetapi terkadang ada juga yang ditandai dengan kode yang terdiri dari satu huruf dan tiga angka. Dimana huruf menyatakan tegangan kerjanya, sedangkan 3 angka menyatakan kapasitansinya dalam pF (2 angka dan satu pengali).
Contoh, sebuah kondensator yang ditandai kode A475 artinya 4.7 m F 10V
475 = 47 x 10 5 pF = 4.7 x 10 6 pF = 4.7 m F
Berbagai jenis kondensator
Secara umum jenis kondensator dinamai menurut bahan dielektriknya, sehingga jika anda menemui kondensator keramik artinya bahan dielektrik dari kondensator tersebut adalah keramik, dst. dibawah ini macam-macam kondensator yang banyak ditemui di pasaran.
1. Kondensator Keramik
Memiliki nilai kapasitansi antara 5 pF – 1 uF dengan toleransi ± 10% dan tegangan kerja 50 volt hingga ribuan volt, memiliki kesetabilan yang tinggi dan baik digunakan untuk frekwensi tinggi, biasanya memiliki bentuk fisik bulat pipih berwarna coklet muda atau hijau muda, juga tersedia dalam kemasan SMD
2. Kondensator Polyester ( Polyethylene Terephthalate )
Memiliki nilai kapasitansi antara 100 pF – 2 uF dengan toleransi ± 5% dan tegangan kerja maksimum 400 volt, memiliki kesetabilan yang cukup, biasanya memiliki bentuk fisik persegi empat dan berwarna hijau itulah sebabnya kenapa kondensator ini sering disebut sebagai greencaps, meskipun terkadang ada yang dibungkus dengan plastik warna merah maupun coklat. Kondensator ini biasa juga disebut dengan kondensator mylar. Pengembangan dari kondensator polyester adalah type metalized polyester film atau yang umum dikenal dengan kondensator MKT
3. Kondensator Polystyrene
Memiliki nilai kapasitansi antara 50 pF – 500 nF dengan toleransi ± 1% dan tegangan kerja maksimum 500 volt, memiliki kesetabilan yang sangat baik, biasanya memiliki bentuk fisik silinder. Sering digunakan untuk operasi tegangan tinggi.
5. Kondensator Polypropylene (MKP)
Memiliki nilai kapasitansi antara 1 nF – 100 uF dengan toleransi ± 5% dan tegangan kerja maksimum 900 volt, memiliki kesetabilan yang cukup.
6. Kondensator Kertas
Memiliki nilai kapasitansi antara 10 nF – 10 uF dengan toleransi ± 10% dan tegangan kerja maksimum 600 volt, memiliki kesetabilan yang lumayan, biasanya memiliki bentuk fisik persegi empat bening.
7. Kondensator Mika Perak
Memiliki nilai kapasitansi antara 5 pF
- 10 nF dengan toleransi ± 0.5% dan tegangan kerja maksimum 400 volt, memiliki kesetabilan yang sangat baik.
8. Kondensator Electrolit Aluminium (Elco)
Memiliki nilai kapasitansi antara 1 uF – 1 F dengan toleransi ± 50% dan tegangan kerja maksimum 400 volt terpolarisasi, memiliki kesetabilan yang cukup.
9. Kondensator Electrolit Tantalum
Memiliki nilai kapasitansi antara 1 uF – 2000 uF dengan toleransi ± 10% dan tegangan kerja maksimum 60 volt terpolarisasi, memiliki kesetabilan yang baik.
10. Kondensator Trimmer (TC)
Memiliki nilai kapasitansi antara 1 pF – 200 pF dengan toleransi ± 10% dan tegangan kerja maksimum 60 volt, memiliki kesetabilan yang cukup, termasuk golongan capasitor variabel, cara mangubah kapasitansinya dengan menggunakan obeng trim.
Kondensator Seri dan Paralel
Jika kondensator dihubungkan secara seri maka nilai kapasitansinya akan semakin mengecil, tetapi jika kondensator dihubungkan secara paralel maka nilai kapasitansinya akan semakin bertambah besar.
Persamaan untuk menghitung nilai kondensator setelah dihubungkan secara seri adalah :
Sedangkan persamaan untuk menghitung nilai kondensator setelah dihubungkan secara paralel adalah :
Dibawah ini adalah skema kondensator yang dihubungkan secara seri dan paralel
Kerusakan yang sering ditemui pada kondensator
Jenis Kerusakan Penyebab
Kertas Hubung singkat Kebocoran seal. Kejutan mekanik, termal atau perubahan-perubahan tekanan
Sirkuit terbuka Kejutan mekanik / thermal
Keramik Hubung singkat Pecahnya dielektrika karena kejutan atau getaran
Sirkuit terbuka Pecahnya sambungan
Perubahan nilai kapasitansi Elektroda perak tidak melekat benar pada perak
Film Plastik Sirkuit terbuka Kerusakan pada semprotan diujung, ketika fabrikasi atau asembeling.
Elco Sambung singkat, karena bocor Hilangnya dielektrika. Temperatur tinggi.
Kapasitansi mengecil Hilangnya elektrolit karena tekanan, kejutan mekanik atau temperatur
Sirkuit terbuka Pecahnya sambungan internal.
Mika Hubung singkat Perpindahan perak disebabkan oleh kelembaban yang tinggi.
Sirkuit terbuka Perak tidak menempel ke mika.
Posted by Andi Kurniawan

Search

Soal Latihan SMK 2013

Facebook Sisa Terakhir

Popular Post

Counter Visitor

Followers

- Copyright © Sisa Terakhir -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -